Renungan Harian - Abigail dan Zeresh (1 Samuel 25 : 2-44 & Ester 5 : 9-14)
Abigail Dan Zeresh - 1 Samuel 25:2–44 & Ester 5:9–14
5:9 Pada hari itu keluarlah Haman dengan hati riang dan gembira; tetapi ketika Haman melihat Mordekhai ada di pintu gerbang istana raja, tidak bangkit dan tidak bergerak menghormati dia, maka sangat panaslah hati Haman kepada Mordekhai. 5:10 Tetapi Haman menahan hatinya, lalu pulanglah ia ke rumahnya dan menyuruh datang sahabat-sahabatnya dan Zeresh, isterinya. 5:11 Maka Haman menceriterakan kepada mereka itu besarnya kekayaannya, banyaknya anaknya laki-laki, dan segala kebesaran yang diberikan raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar dan pegawai raja. 5:12 Lagi kata Haman: "Tambahan pula tiada seorangpun diminta oleh Ester, sang ratu, untuk datang bersama-sama dengan raja ke perjamuan yang diadakannya, kecuali aku; x dan untuk besokpun aku diundangnya bersama-sama dengan raja. 5:13 Akan tetapi semuanya itu tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai, si Yahudi itu, duduk di pintu gerbang istana raja." 5:14 Lalu kata Zeresh, isterinya, dan semua sahabatnya kepadanya: "Suruhlah orang membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan orang pada tiang itu; kemudian dapatlah engkau dengan bersukacita pergi bersama-sama dengan raja ke perjamuan itu." Hal itu dipandang baik oleh Haman, lalu ia menyuruh membuat tiang itu. – Ester 5: 9-14
9 And Haman went out that day joyful and glad of heart. But when Haman saw Mordecai in the king's gate, that he neither rose nor trembled before him, he was filled with wrath against Mordecai. 10 Nevertheless, Haman restrained himself and went home, and he sent and brought his friends and his wife Zeresh. 11 And Haman recounted to them the splendor of his riches, the number of his sons, all the promotions with which the king had honored him, and how he had advanced him above the officials and the servants of the king. 12 Then Haman said, “Even Queen Esther let no one but me come with the king to the feast she prepared. And tomorrow also I am invited by her together with the king. 13 Yet all this is worth nothing to me, so long as I see Mordecai the Jew sitting at the king's gate.” 14 Then his wife Zeresh and all his friends said to him, “Let a gallows[a] fifty cubits[b] high be made, and in the morning tell the king to have Mordecai hanged upon it. Then go joyfully with the king to the feast.” This idea pleased Haman, and he had the gallows made. - Esther 5:9-14
Halo sahabat Gata... Firman di atas memiliki kisah yang bisa menjadi pembelajaran dan menjadi berkat untuk kita semua, khususnya dalam hal relasi antara suami dan istri. Mari kita baca dan perhatikan bersama renungan di bawah ini.
Tidak selamanya suami kita berbicara atau berniat baik. Suami bisa berniat mencelakai orang. Apa yang kita lakukan sebagai istri? Mencegah dia berniat jahat, menolongnya kalau dia sudah terlanjur berbuat jahat, atau malah mendorongnya untuk berbuat jahat?
Abigail istri Nabal, sedangkan Zeresh istri Haman. Abigail tahu suaminya menghina para utusan Daud yang memohon belas kasihan saat Nabal sedang menggunting domba-dombanya. Sadar bahwa tindakan Nabal bisa mencelakakan banyak orang, Abigail berusaha menolong suaminya. Abigail sengaja mendatangi Daud dan pasukannya, memohon belas kasihan Daud. Berkat tindakannya, Daud yang semula berniat membunuh semua laki-laki di tempat Nabal, mengurungkan niatnya. Zeresh melakukan tindakan yang bertolak belakang dengan Abigail. Waktu Haman dengan sangat panas hati menceritakan tentang Mordekhai, Zeresh justru mendorong suaminya mendirikan tiang gantungan untuk menggantung Mordekhai. Akibatnya, Haman yang digantung di tiang yang didirikannya untuk Mordekhai (Ester 7:10).
Istri yang rohani menolong suaminya berbuat baik dan memengaruhinya untuk merespons konflik dengan benar. Dia tidak akan membiarkan suaminya melakukan tindakan jahat pada orang lain, dia menolongnya keluar dari situasi buruk yang sedang terjadi. Diam saja dengan dalih takut ribut dengan suami dan membuatnya makin marah karena tidak mendukungnya, itu bukan solusi. Jangan pernah mendorong suami berbuat jahat, karena bukan hanya dia yang celaka, kita pun pasti kena dampaknya.
“ISTRI YANG ROHANI MENOLONG SUAMINYA BERBUAT BAIK DAN MEMENGARUHINYA UNTUK MERESPONS KONFLIK DENGAN POSITIF.”
Selamat menjalani hari semua sahabat Gata.. Tetaplah semangat..
Tuhan Yesus memberkati kita semua.. Amin
Posting Komentar untuk "Renungan Harian - Abigail dan Zeresh (1 Samuel 25 : 2-44 & Ester 5 : 9-14)"