Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Harian - Membanggakan dan Dibanggakan (Amsal 10 : 1-5)

Membanggakan dan Dibanggakan - Amsal 10 : 1-5

Amsal 10:1 (TB) – “Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.”

Proverbs 10:1 (English Standard Version) – “A wise son makes a glad father, but a foolish son is a sorrow to his mother. 

Renungan Harian - Membanggakan dan Dibanggakan (Amsal 10 : 1-5)

Halo sahabat Gata… Apakah kamu tipe orang yang sangat senang jika dibanggakan oleh seseorang atau akan sesuatu hal? Atau kamu adalah pribadi yang suka untuk memuji atau membanggakan orang lain? Bangga adalah satu kata yang positif. Membanggakan dan dibanggakan adalah hal baik yang bisa terapkan atau kita dapatkan dalam kehidupan kita. 

Tanpa disadari sering kali orang tua dengan bangganya menceritakan keberhasilan anaknya dihadapan orang lain. Misal anaknya pada waktu masih sekolah memperoleh prestasi nilai yang baik, bisa masuk di perguruan tinggi negeri yang favorit, lulus dengan mendapatkan nilai IPK cumlaude, sekarang bekerja di perusahaan yang “bonafide” dengan posisi yang enak dan nyaman. Tetapi sangat jarang orang tua yang dengan bangganya menceritakan kegagalan anaknya, tidak naik kelas, hanya masuk di perguruan tinggi swasta yang tak ternama, lulus dengan nilai pas-pasan, saat ini tidak bekerja, jadi beban orang tua, bahkan malah jadi pemabuk bersama dengan teman-temannya. Hal yang semacam ini tidak akan diceritakan orang tua sebagai suatu kebanggaan, tetapi hanya menambah kepedihan hati saja. Seandainya ada orang tua yang menceritakan anaknya seperti itu, tentu ada polesan dengan mencari “kambing hitam” dengan menyalahkan orang lain untuk membenarkan anaknya. Ini membuktikan bahwa orang tua sebenarnya sangat bangga dan mengasihi anaknya dalam keadaan seperti apapun. 

Raja Salomo mengatakan dalam Amsal 10:1, “Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya”. Ini membuktikan bahwa keluarga adalah harta yang tak ternilai dibandingkan harta dunia lainnya. Menyadari hal ini tentunya, pertama, sebagai orang tua mengingatkan agar anak bisa berlaku bijak agar bisa mendatangkan sukacita orang tua, dan jangan menjadi bebal karena akan mendatangan kedukaan bagi orang tuanya. Kedua, agar anak bisa berlaku bijak, maka peran orang tua adalah menghajar mereka sesuai yang Tuhan mau, “Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya” (Ams. 19:18). Ketiga, peran seorang anak adalah mendatangkan sukacita terhadap orang tua dan bukan kedukaan sebagaimana Tuhan Yesus menjadi Anak yang berkenan di hadapan Bapa di Sorga. “… Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Luk. 3:22)

Semua orang tua ingin mengatakan kepada anaknya, “engkaulah anakku yang kukasihi”, dan semua anak ingin mendengar perkataan itu keluar dari mulut orang tuanya. Anak yang bisa membanggakan hati orang tuanya akan menjadi kebanggaan bagi orang tuanya. Dan tidak ada satu pun ikatan manusia yang lebih halus dan lebih peka di dunia ini dari pada ikatan keluarga, karena keluarga adalah lembaga terkecil yang dibentuk oleh Allah sendiri. Sekian bacaan untuk hari ini, semoga bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati kita semua.. Amin 

Posting Komentar untuk "Renungan Harian - Membanggakan dan Dibanggakan (Amsal 10 : 1-5)"